Nomor Kontak Palsu Google Maps Penipuan, Bukan Di Retas

Belakangan ini, layanan peta dan navigasi Google Maps di Indonesia ramai diperbincangkan akibat fenomena baru, yakni penambahan nomor kontak atau WhatsApp (WA) palsu pada informasi alamat bisnis atau tempat usaha.

 

Google Maps

Banyak pengguna menduga fenomena ini terjadi karena akun Google milik usaha tersebut telah diretas oleh hacker. Akibatnya, peretas bisa mengubah informasi tempat usaha sesuai keinginan mereka. Namun, Alfons Tanujaya, seorang pakar keamanan siber dari Vaksin.com, menjelaskan bahwa fenomena ini sebenarnya bukanlah hasil peretasan, melainkan penipuan yang dilakukan oleh scammer.

“Fenomena ini lebih tepat disebut penipuan daripada peretasan. Pelaku menggunakan Google Maps untuk menambahkan informasi atau kontak palsu dengan tujuan menipu korban,” kata Alfons dalam wawancaranya dengan KompasTekno pada Rabu (14/8/2024). Alfons menambahkan bahwa fenomena ini terkesan seperti peretasan karena perubahan yang muncul di Google Maps bisa dilihat oleh publik tanpa adanya perbaikan atau koreksi dari pemilik usaha dalam waktu yang cukup lama.

Kurangnya perhatian dari para pemilik akun bisnis di Google Maps juga menjadi faktor yang memicu penipuan ini. Ketika akun tidak diawasi atau dikelola dengan baik, penipu dapat dengan mudah menyisipkan nomor kontak palsu pada informasi bisnis yang ada di Google Maps. “Semua jenis usaha yang terdaftar di Google Maps, seperti rental mobil, hotel, dan vila, berpotensi menjadi sasaran pemalsuan informasi. Jika pemilik bisnis tidak rajin mengelola akun mereka, penipu dapat dengan mudah melakukan aksinya,” jelas Alfons. “Dengan menjaga dan memverifikasi informasi, pemilik bisnis dapat mencegah penipuan dan memastikan informasi yang benar tercantum,” tambah Alfons.

Penipuan ini terjadi dengan memanfaatkan fitur “Edit” di Google Maps. Fitur ini memungkinkan siapa saja untuk mengajukan perubahan pada informasi alamat, nomor kontak, dan lain sebagainya di Google Maps. Akibatnya, pengguna bisa terkecoh dengan informasi palsu. Fitur Edit ini sering digunakan untuk menipu, dengan pelaku meminta pengguna menghubungi nomor WA palsu yang tertera. Untuk penyedia jasa, pelaku bahkan bisa meminta uang down payment (DP) ke rekening misterius untuk mengamankan transaksi, biasanya terkait dengan penyewaan.

Meskipun fenomena ini lebih tepat disebut penipuan, penambahan informasi palsu di Google Maps juga dapat dianggap sebagai peretasan jika akun Google pemilik bisnis benar-benar diretas dan diambil alih oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dalam kasus ini, peretas dapat berperan sebagai pemilik usaha dan menggunakan informasi yang mereka ubah untuk menipu pengguna, seperti meminta transfer uang atau DP, dan lain sebagainya.

informasi terbaru seputar technology dari kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *